Ber-ilmu Manusia - Selamat datang di blog Ulamainfo !!, Info kali ini adalah tentang Ber-ilmu Manusia !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
agung !!
Artikel !!
catatan !!
dangkal !!
Hikmah kehidupan !!
ilmu !!
Islam Agamaku !!
malaikat !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Ber-ilmu Manusia ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
Ilmu merupakan titisan dari Ke-Maha Agung-an Allah SWT, karena Allah tahu manusia cenderung bertindak bodoh menuruti hawa nafsunya tanpa adanya ilmu untuk mengenal Dirinya. Pada kenyataannya sekarang, banyak manusia lupa akan ilmu tentang "manusia" maka tak heran, banyak manusia tidak lagi bersikap seperti manusia.
Mereka berlomba berilmu malaikat agar bisa bertingkah seperti malaikat, memang hebat kelihatannya bila mampu meniti jalan Tuhan se-sempurna para malaikat, tetapi manusia tetaplah manusia-makhluk Allah SWT dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Manusia bisa melebihi malaikat dalam hal ibadah tetapi bisa juga jatuh pada tingkatan yang bahkan lebih hina dari seekor hewan.
Manusia terlalu memburu kesempurnaan sehingga lupa akan jati dirinya, jati diri yang oleh bapak Adam dan Ibu Hawa tinggalkan untuk kita. Sudah semestinya manusia berilmu dengan ilmunya manusia, agar ia mampu melihat manusia lainnya dalam bingkai kemanusiaan, bukan memandang manusia dalam bingkai malaikat, alih-alih berharap kebaikan pada standar malaikat, justeru yang terjadi adalah kegagalan di dalam "memanusiakan" manusia, akibatnya mereka saling tahdzir, saling maki, merasa paling sunah yang lain bid'ah, dan bahkan saling menghancurkan di antara sesama.
Malaikat-isme tidaklah cocok dipakai oleh manusia karena malaikat tidak pernah menampung kekuatan nafsu manusia, Allah SWT sebagai pencipta tentunya sudah mengerti betul kondisi ini, oleh sebab itu Dia memberikan tuntunan yang sesuai dengan kapasitas makhluk ciptaan-Nya melalui para nabi dan orang suci.
Seluas apapun ilmu kita, tetap harus disadari bahwa itu adalah amanah dari Allah SWT oleh karena itu bijak-bijaklah dalam mengamalkannya.
“Secuil ilmu tetaplah berarti walau tiada berkesan di hati, seperti para pengemis yang rindu untuk memaki para hartawan karena tiada bersyukur di kegelapan malam…”
“Ilmu tetaplah ilmu sebanyak apapun diri kita menyangkal , karena ilmu tidaklah bisa disangkal, dia lah pelita di alam fikiran yang dangkal …”
Mereka berlomba berilmu malaikat agar bisa bertingkah seperti malaikat, memang hebat kelihatannya bila mampu meniti jalan Tuhan se-sempurna para malaikat, tetapi manusia tetaplah manusia-makhluk Allah SWT dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Manusia bisa melebihi malaikat dalam hal ibadah tetapi bisa juga jatuh pada tingkatan yang bahkan lebih hina dari seekor hewan.
Manusia terlalu memburu kesempurnaan sehingga lupa akan jati dirinya, jati diri yang oleh bapak Adam dan Ibu Hawa tinggalkan untuk kita. Sudah semestinya manusia berilmu dengan ilmunya manusia, agar ia mampu melihat manusia lainnya dalam bingkai kemanusiaan, bukan memandang manusia dalam bingkai malaikat, alih-alih berharap kebaikan pada standar malaikat, justeru yang terjadi adalah kegagalan di dalam "memanusiakan" manusia, akibatnya mereka saling tahdzir, saling maki, merasa paling sunah yang lain bid'ah, dan bahkan saling menghancurkan di antara sesama.
Malaikat-isme tidaklah cocok dipakai oleh manusia karena malaikat tidak pernah menampung kekuatan nafsu manusia, Allah SWT sebagai pencipta tentunya sudah mengerti betul kondisi ini, oleh sebab itu Dia memberikan tuntunan yang sesuai dengan kapasitas makhluk ciptaan-Nya melalui para nabi dan orang suci.
Seluas apapun ilmu kita, tetap harus disadari bahwa itu adalah amanah dari Allah SWT oleh karena itu bijak-bijaklah dalam mengamalkannya.
“Secuil ilmu tetaplah berarti walau tiada berkesan di hati, seperti para pengemis yang rindu untuk memaki para hartawan karena tiada bersyukur di kegelapan malam…”
“Ilmu tetaplah ilmu sebanyak apapun diri kita menyangkal , karena ilmu tidaklah bisa disangkal, dia lah pelita di alam fikiran yang dangkal …”
Achmad Ginanto
Demikianlah Artikel Ber-ilmu Manusia, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Ber-ilmu Manusia ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Ber-ilmu Manusia ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.